Arema FC Mengadakan Doa Bersama Memperingati ‘1.000 Hari’ Tragedi Kanjuruhan

Arema FC Mengadakan Doa Bersama Memperingati '1.000 Hari' Tragedi Kanjuruhan

Arema FC Mengadakan Doa Bersama Memperingati ‘1.000 Hari’ Tragedi Kanjuruhan

Pada tanggal 1 Oktober 2022, Indonesia diguncang oleh tragedi yang memilukan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Dalam peristiwa yang merenggut nyawa lebih dari 130 orang tersebut, sepak bola, yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaan dan kebersamaan, berubah menjadi momen kelam yang menyisakan duka mendalam bagi banyak keluarga dan komunitas. Untuk memperingati ‘1.000 hari’ tragedi Kanjuruhan, Arema FC, klub sepak bola yang berbasis di Malang, menggelar acara doa bersama sebagai bentuk penghormatan kepada para korban.

Sebuah Momen Refleksi

Memperingati seribu hari tragedi adalah sebuah kesempatan untuk merenungkan kembali peristiwa yang menyentuh hati ini. Para pendukung Arema FC, yang biasa dikenal sebagai Aremania, berkumpul di Stadion Kanjuruhan dan tempat-tempat lain untuk mengenang mereka yang hilang. Acara doa bersama ini tidak hanya terbatas pada para pendukung, tetapi juga melibatkan keluarga korban, masyarakat sekitar, serta pelaku dan penggiat sepak bola dari berbagai kalangan.

Koordinator acara, yang juga merupakan salah satu tokoh supporters, mengatakan, “Kami ingin mengenang para korban dengan cara yang positif dan penuh cinta. Doa bersama ini menjadi momen penyatuan bagi kita semua, bukan hanya Aremania, tetapi untuk seluruh elemen sepak bola di Indonesia.”

Rangkaian Acara

Acara doa bersama dimulai dengan prosesi penghormatan, di mana para peserta melakukan pengibaran spanduk dan bendera sebagai simbol solidaritas. Selanjutnya, acara diisi dengan tauziah yang disampaikan oleh ulama setempat, di mana banyak pesan moral dan pengharapan yang disampaikan untuk keselamatan dunia sepak bola dan kehidupan masyarakat pada umumnya.

Setelah itu, satu persatu nama-nama korban dibacakan, diiringi dengan momen hening sebagai penghormatan terakhir. Suasana haru sangat terasa saat para peserta menyalakan lilin sebagai simbol harapan dan cinta kepada para korban serta keluarganya. Banyak yang mengenakan atribut kebesaran Arema FC, menunjukkan bahwa meskipun peristiwa tersebut menyakitkan, semangat untuk terus maju dan bersatu tetap ada.

Harapan ke Depan

Tragedi Kanjuruhan bukan hanya tentang kehilangan, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi dunia sepak bola Indonesia. Arema FC dan para suporternya ingin memperjuangkan perubahan dalam pengelolaan dan keamanan dalam pertandingan sepak bola di Indonesia. Mereka berharap akan ada tindakan nyata dari pihak berwenang untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.

Dalam kesempatan ini, para pengurus klub juga mengajak semua pihak untuk secara bersama-sama berkomitmen meningkatkan keselamatan dalam setiap acara olahraga. “Kami ingin setiap pertandingan menjadi momen bahagia, tanpa harus mengkhawatirkan keselamatan jiwa para penonton,” ungkap manajer Arema FC.

Acara ini diakhiri dengan seruan solidaritas, dimana Aremania dan masyarakat bertekad untuk terus mendukung perkembangan sepak bola yang aman dan nyaman bagi semua. Seiring dengan harapan yang terus menyala, Arema FC menunjukkan bahwa mereka tidak akan pernah melupakan tragedi ini dan akan terus berjuang untuk kebaikan bersama.

Kesimpulan

Doa bersama yang diadakan oleh Arema FC untuk memperingati ‘1.000 hari’ tragedi Kanjuruhan bukan hanya sebuah upacara kenangan, melainkan juga merupakan tonggak penting dalam perjalanan menuju perbaikan. Momen ini menegaskan bahwa sepak bola adalah milik bersama, yang harus dijaga agar tetap menjadi sumber kebahagiaan, persatuan, dan cinta. Selama kita tetap ingat dan berdoa, maka semangat para korban akan terus hidup dalam hati setiap penggemar dan pecinta olahraga.